Kata Pengantar
Segala puji hanyalah patut tercurah
bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat. Penulis haturkan ribuan terima kasih
juga atas setiap komponen yang mendukung terselesaikannya makalah ini dan
penulis juga menghaturkan ribuan maaf atas setiap kesalahan dalam makalah ini,
sebagai kontribusi untuk penulis, sangat diharapkan kritik dan saran yang
membangun guna pembetulan kesalahan.
Makalah ini penulis rangkai guna
berbagai pengetahuan sehingga kita sama-sama tahu bagaimana proses pembuatan
kecap, tape, yoghurt dan keju. Makalah ini mengangkat pembahasan tentang
“Fermentasi Kecap, Tape, Yoghurt dan Keju”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis sendiri dalam menambah ilmu pengetahuan.
Tuban,
20 Oktober 2012
Penulis
(Kelompok
7 XI-IPA4)
FERMENTASI KECAP
Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar
proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung
singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim
kering.
Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau
sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat
dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
Kedelai dapat diolah menjadi tempe, keripik tempe, tahu, kecap,
susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup
dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin
pengupas, penggiling, dan cetakan.
Tabel 1. Komposisi Kedelai per 100
gram Bahan
KOMPONEN
KADAR (%)
Protein
35-45
Lemak
18-32
Karbohidrat
12-30
Air 7
Tabel
2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain
BAHAN
MAKANAN PROTEIN (% BERAT)
Susu
skim kering
36,00
Kedelai
35,00
Kacang
hijau 22,00
Daging
19,00
Ikan
segar 17,00
Telur
ayam 13,00
Jagung
9,20
Beras
6,80
Tepung singkong 1,10
Kecap
termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta
memiliki rasa dan aroma yang khas.
Cara
Membuat Kecap
Bahan yag digunakan untuk Cara Membuat Kecap:
Bahan yag digunakan untuk Cara Membuat Kecap:
- 1 kg kedelai putih atau hitam
- 3 gr ragi tempe
- 3 lbr daun salam
- 2 btg serai
- 3 Daun jeruk 1 lembar
- 4 cm lengkuas
- 1 sdt pokak
- 6 kg gula merah
- 1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah
- 800 gr garam untuk 4 liter air
Membuat Kecap :
- Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam.
- Kemudian rebus sampai kulit kedelai menjadi lunak. Tiriskan, dinginkan di tampah.
- Beri ragi tempe pada kedelai yang didinginkan.
- Aduk hingga rata dan simpan pada suhu ruang (25-30° Celcius) selama 3-5 hari.
- Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan larutan garam.
- Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu ruang.
- Batas maksimum Cara Membuat Kecap dalam proses penggaraman ini adalah dua bulan.
- Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring.
- Cara Membuat Kecap dengan memasukkan kembali hasil saringan, tambahkan gula merah dan bumbu-bumbu.
- Bumbu ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan serai) digiling halus dulu dan campur hingga rata.
- Banyaknya pemakaian gula merah tergantung untuk kecap asin atau kecap manis (lihat: catatan).
- Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil terus diaduk-aduk.
- Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi.
- Setelah adonan tersebut masak, dinginkan dan saring dengan kain saring.
- Selesailah Cara Membuat Kecap
- Kecap siap untuk dikemas.
Reaksi Kimia dalam Kecap
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol)
+ Karbon dioksida + Energi (ATP)
KESIMPULAN
Dilingkungan
pedesaan banyak dijumpai ladang dan sawah yang banyak ditanami kedelai. Tanaman
kedelai ini merupakan sumber utama protein tubuh kita, untuk dapat memanfaatkan
kedelai sebagai sumber protein tubuh kita, dapat melalui berbagai macam olahan
hasil fermentasi kedelai yang berupa tempe, kecap, dll.
Kecap terbuat
dari fermentasi kedelai yang difermentasikan selama beberapa hari.
Dengan adanya
banyak macam olahan dan jenisnya maka akan timbul suatu lapangan.
FERMENTASI KEJU
1.
Latar Belakang
Pada
Mata Kuliah Tekhnologi Pangan, mempelajari proses Fermentasi. Pembuatan tempe
dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses
fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan
senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan.
Kemudian salah satu produk makanan yang juga hasil dari fermentasi adalah keju.
Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat yang dibuat
dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu
dengan menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan
pengasaman.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana Proses Penolahan Keju dan Bagaimana Proses Fermentasinya!
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana Proses Penolahan Keju dan Bagaimana Proses Fermentasinya!
C.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan keju.
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan keju.
PEMBAHASAN
A. Keju
Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti kapan pembuatan keju pertama kali
dilakukan. Masyarakat prasejarah mulai meninggalkan gaya hidup nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba maupun sapi. Karena
kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara langsung atau terkena
panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi asam dan kental. Setelah
dicoba ternyata susu tersebut masih dapat dimakan, dan itulah pertama kalinya
manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).
Keju krim manis (sweet cream
cheese) juga ditemukan secara kebetulan. Sebuah legenda yang menceritakan bahwa beberapa pemburu yang membunuh seekor
anak sapi, kemudian membuka perutnya dan menemukan sesuatu berwarna putih yang
memiliki rasa yang enak. Adanya enzim rennet di dalam perut sapi menyebabkan
susunya menjadi kental, sehingga menjadi apa yang kita sebut keju saat ini.
Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan pertama kali di Timur Tengah oleh
seorang pengembara dari Arab. Pengembara tersebut melakukan perjalanan di padang gurun mengendarai kuda dengan membawa susu di pelananya. Setelah beberapa lama, susu
tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan gumpalan-gumpalan putih.
Karena pelana penyimpan susu terbuat dari perut binatang (sapi, kambing ataupun
domba) yang mengandung rennet, maka kombinasi dari rennet, cuaca yang panas dan
guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda telah mengubah susu menjadi keju,
dan setelah itu orang-orang mulai menggunakan enzim dari perut binatang untuk
membuat keju.
Keju merupakan suatu produk pangan yang
berasal dari hasil penggumpalan (koagulasi) dari protein susu. Susu yang
digunakan untuk pembuatan keju adalah susu sapi walaupun susu dari hewan lain
juga dapat digunakan. Selain dari kasein(protein susu), komponen susu lainnya
seperti lemak, mineral-mineral dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak juga
terbawa dalam gumpalan partikel-partikel kasein. Sedangkan komponen-komponen
susu yang larut dalam air tertinggal dalam larutan sisa dari hasil penggumpalan
kasein yang disebut whey.
Dewasa ini, terdapat berbagai macam dan jenis
keju, tergantung dimana keju tersebut dibuat, jenis susu yang digunakan, metode
pembuatannya dan perlakuan yang digunakan untuk proses pemeraman atau
pematangannya. Cara yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan adalah
berdasarkan tekstur dan proses pemeraman atau pematangan. Berdasarkan
teksturnya keju diklasifikasikan menjadi: keju sangat keras, keju keras, keju
semi keras dan keju lunak. Berdasarkan pemeramannya keju di bagi menjadi dua
yaitu keju peram dan keju tanpa peram. Keju peram sendiri di bagi menjadi keju
di peram dengan bakteri dan keju diperam dengan kapang.
Oleh karena terdapat berbagai jenis keju
tahap-tahap terperinci dalam proses pembuatannya juga sangat bervariasi. Tahap-tahap
yang terpenting dalam proses pembuatan keju adalah: pasteurisasi, penggumpalan
kasein(protein susu), pemisahan whey, pencetakan dan pengepresan serta
pemeraman.
Pemeraman keju dilakukan dengan cara menyimpan
keju yang telah dilapisi dengan parafin pada suhu 2-15 C dengan kelembapan
sekitar 70-80% selama 3-7 bulan. Semakin lama pemeraman dilakukan, semakin kuat
cita rasa keju yang terbentuk.
Selama pemeraman, keju mengalami berbagai
perubahan yang membuntuk cita rasa, aroma dan teksturnya yang spesifik.
Perubahan-perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pemecahan protein
menjadi peptida dan asam amino yang lebih sederhana.
Pemecahan lemak
menjadi berbagai asam lemak yang mudah menguap seperti asam asetat dan
propionat.
Pemecahan
laktosa, sitrat dan senyawa-senyawa organik lainnya menjadi bermacam-macam
asam, ester, alkohol dan senyawa-senyawa pembuntuk flavor dan aroma yang mudah
menguap.
Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh
bermacam-macam enzim yang ada dalam renin, dan oleh bakteri, jamur dan ragi
yang tumbuh di dalam atau pada keju. Perlakuan yang diberikan pada tahu susu
sebelum pematangan dan lingkungan dimana keju itu disimpan, mempengaruhi atau
menentukan perubahan-perubahan yang terjadi. Beberapa jenis keju diinokulasikan
dengan jasad renik penghasil cita rasa dan sifat-sifat lain yang khas. Misalnya
keju requefort ditambahkan spora jamur Penicillium requefortii dan waktu untuk
15 C. Dalam pemeraman keju camembert digunakan Penicillium camembertii dan
dalam pemeraman keju Swiss diperlukan bakteri Propionibacterium shermanii.
B. Tahap-tahap Pembuatan Keju
1. Pembuatan Starter Keju
a. Masukkan 500ml susu segar ke dalam
gelas erlenmeyer, lalu tutup rapat dengan kapas.
b. Panaskan susu segar tersebut pada
butir a dalam autoclav pada suhu 250 F (121 C) selama 15 menit.
c. Setelah dingin, tambahkan bubuk
starter keju sebanyak 0,1% berat per volume, lalu aduk dengan pengaduk steril
sampai homogen.
d. Peram di dalam inkubator pada suhu 30
C selama 24 sampai 48 jam.
e. Starter yang dihasilkan pada butir
disebut starter induk yang harus disimpan di lemari pendingin pada suhu 30 C.
f. Apabila akan di gunakan untuk
pembekuan keju, starter induk pada butir e harus diperbarui kembali dengan cara
yang sama seperti pembuatan starter induk.
2. Penentuan Dosis Rennet
a. Apabila rennet berbentuk tepung atau
tablet, larutkan dalam sejumlah tertentu air destilata sesuai petunjuk.
b. Apabila rennet berbentuk cairan, lakukan
pengenceran seperlunya.
c. Masukkan 100ml susu segar ke dalam
gelas piala.
d. Panaskan dengan api kecil sampai
mencapai suhu 35 C.
e. Tambahkan 1 ml larutan rennet yang
telah dipersiapkan kedalamnya dan segera aduk sampai homogen. Catat waktunya
pada waktu menambahkan larutan rennet.
f. Gerakkan sepotong lidi halus secara
perlahan-lahan dalam susu tersebut pada butir e.
g. Rasakan adanya kesukaran untuk
menggerakkan lidi dalam susu tersebut pada butir e. Catat waktunya pertama kali
terasa kesukaran menggerakkan lidi dalam susu tersebut pada butir e.
h. Hitung lamanya antara waktu penambahan
larutan rennet ke dalam susu dengan waktu pertama kali terasa kesukaran
menggerakkan lidi dalam susu.
i. Hitung dosis penambahan larutan
rennet, sebagai berikut:
Dengan keterangan :
100
: adalah 100 ml volume susu yang digunakan untuk pengujian
10 :
adalah 10 menit lamanya waktu yang diharapkan terjadinya koagulasi atau
penggumpalan protein kasein susu
1
: adalah 1 ml larutan rennet yang ditambahkan ke dalam 100 ml susu untuk
pengujian
t
: adalah
lamanya antara waktu penambahan rennet ke dalam susu dengan waktu pertama kali
terasa kesukaran menggerakkan lidi dalam susu
X :
adalah volume susu (ml) yang dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh 1 ml
larutan rennet dalam waktu 10 menit.
3. Cara Pembuatan Keju
a. Pasteurisasi susu yang akan diolah
pada butir 2 pada suhu 65 C selama 15 menit.
b. Setelah pasteurisasi, dinginkan susu
sampai suhu 40 C.
c. Tambahkan kalsium khlorida 25%
sebanyak 2 ml per liter susu yang diolah dan larutan rennet sebanyak sesuai
dengan hasil pengujian aktifitas rennet, aduk dan diamkan sampai terjadi
koagulasi atau penggumpalan tahu susu dengan sempurna dalam waktu 10-15 menit.
d. Potong-potong gumpalan tahu susu yang
terbentuk dengan ukuran 3 x 3 cm dengan menggunakan pisau tangkai panjang.
e. Panaskan kembali tahu susu yang telah
dipotong-potong pada butir d sampai temperatur 40 C agar cairan whey keluar
sempurna.
f. Persiapkan alat cetakan keju, lapisi
dasarnya dengan kain penyaring, lalu tuangkan tahu susu ke dalam cetakan keju
tersebut dan kemudian tekan selama 2-3 jam sampai sisa wheynya keluar seperi
cetakan keju yang digunakan.
g. Rendam keju yang terbentuk dalam
larutan garam jenuh selama 12-24 jam.
h. Setelah perendaman dalam larutan
garam, angin-anginkan pada suhu kamar selama 1 hari sampi terbentuk kulit pada
permukaannya.
i. Setelah kulit terbentuk, lapisi
permukaan dengan parafin dengan cara mencelupkan ke dalam parafin cair.
j. Setelah dilapisi parafin, peram keju
tersebut pada suhu 3-4 C, kelembapan relatif 70-75% selama 6 bulan.
Reaksi Kimia dalam Keju
Laktosa terdegradasi menjadi asam laktat
C12H22O11
+ 0,7453H2O Ã 3,4855CH3CHOHCOOH + CH1,67
+ O0,835
Laktosa
à asam laktat + biomass
Dengan
adanya bakteri asam propanoat (sabagaimana dalam keju Emmental), asam laktat
berubah menjadi asam propanoat, asam asetat dan CO2, berdasarkan reaksi
berikut:
3CH3CHOHCOOH Ã 2CH3CH2COOH + CH3COOH
+ CO2
Asam
laktat à asam propanoat + asam asetat
Contoh sebuah
tong keju konvensional pada tahapan-tahapan yang berbeda :
A : selama
pengadukan
B : selama
pemotongan
C : selama
pengeringan whey
D : selama
pengepresan/penekanan
Sumber
: Dairy Processing Handbook , Tetrapak Swedia
Kesimpulan:
Kesimpulan
dari makalah ini adalah keju merupakan bahan makanan hasil fermentasi dari
susu. Umumnya susu sapi yang di pakai, tetapi bisa juga menggunakan susu hewan
lainnya seperti domba dan kerbau. Di mana fermentasi tersebut membutuhkan jasad
renik berupa bakteri dan juga kapang.
FERMENTASI TAPE
A. Tujuan
1.
Membuat tape dan
membandingkan dengan produk tape lainnya
2.
Mengidentifikasi prose
pembuatan tape ketan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
B. Landasan Teori
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
atau membutuhkan sedikit oksigen. Fermentasi juga merupakan kegiatan mikroba
pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki melalui
respireasi anaerob. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya.
Mikroba yang terlibat dalam kegiatan
fermentasi antara lain bakteri, khamir, dan kapang. Pada proses fermentasi,
mikroorganisme menghasilkan produk dengan enzim yang mengubah suatu zat menjadi
zat lain. Pada kondisi anaerob (sedikit oksigen), fermentasi dapat mengubah
karbohidrat menjadi glukosa, dan lain sebagainya. Fermentasi dibantu dengan bakteri Sacharomyces cerivisiae yang mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana dan
diubah lagi menjadi karbondioksida dan alkohol. Melalui fermentasi dapat
membuat produk-produk bahan pangan seperti dalam pembuatan tape.
C. Alat dan Bahan
TAPE SINGKONG
Alat
1.
Pisau, panci, plastic, ember
2.
Daun pisang
(pembungkus)
3.
Daun
pisang untuk alas
Bahan
1) 1.5 kg singkong, kupas,
cuci bersih, potong menurut selera
2) 1.5 butir ragi tape,
dihaluskan
3) Gula pasir
3) Gula pasir
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan semua peralatan yang digunakan dalam pembuatan
tape dalam keadaan bersih
2.
Merendam singkong selama semalam
3.
Mengukus rendaman singkong
4.
Membiarkan singkong yang telah masak dingin
5.
Mencampur singkong yang sudah dingin dengan ragi
tape
6.
Menutupnya dengan kain yang bersih
7.
Memfermentasikan singkong yang sudah dicampur dengan ragi
tape selama 3 hari di tempat yang teduh, tidak lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung
8.
Membungkus singkong dalam daun pisang dan difermentasikan selama
kurang lebih 2 hari
TAPE KETAN
Alat
1)
Panci untuk mengkukus
2)
Dandang
3)
Baki/tampah
4)
Toples
5)
Baskom
Bahan
1)
Ketan hitam
2)
Ragi tape
3)
Daun pisang
Langkah Kerja :
1. Beras
ketan hitam yang telah dibersihkan dari kotoran dicuci dengan air bersih dan
direndam dalam air selama satu malam (tiap 1 kg ketan hitam dibutuhkan 1,5
liter air untuk merendam).
2. Beras
ketan yang telah direndam satu malam dikukus selama 15 menit lalu dibasahkan
dengan 200-250 ml air untuk tiap kg beras ketan dan dikukus kembali selama 15
menit.
3.Beras
ketan yang telah masak dipindahkan secara aseptik ke atas baki/tampah yang
dialasi plastik/daun pisang sambil ditebarkan dan dibiarkan hingga dingin.
4. Setelah
dingin ditaburi ragi tape yang telah digerus menggunakan saringan teh. Untuk 1
kg beras ketan dibutuhkan 1 butir ragi tape.
5.
Dimasukkan ke dalam toples (jangan terlalu penuh), ditutup dan disimpan pada
suhu kamar.
6. Setelah
dua malam diperiksa isinya, bila sudah berbau alkohol dan mengeluarkan air
berarti fermentasi sudah berlangsung.
E. Hasil Pengamatan
Tape ketan
Hari ke-
|
Suhu
|
Bau
|
Rasa
|
Tekstur
|
Warna
|
1
|
Suhu kamar
|
Menyengat
|
Agak manis
|
Keras
|
Putih
|
3
|
Suhu kamar
|
Asam dan alkohol
|
Manis
|
Agak lembek dan berair
|
Agak kekuningan
|
Tape singkong
Hari
ke-
|
Bau
|
Warna
|
Tekstur
|
Rasa
|
||||||
1
|
Singkong
rebus.
|
Putih
|
Keras
|
Singkong
|
||||||
3
|
Tape
singkong
|
Putih
kekuning-kuningan.
|
Keras agak
lembek
|
Tape
singkong
|
||||||
F. Pembahasan
Tabel pengamatan tape singkong di atas
merupakan percobaan yang kedua. Percobaan yang pertama kami lakukan gagal,
faktornya antara lain singkong yang dibuat tape bukan singkong yang berkualitas
baik dan faktor kekurangbersihan juga berpengaruh dalam gagalnya pembuatan tape
yang pertama. Selain itu salah dalam
aturan pembuatan karena singkong yang akan dibuat tape kami masukkan ke lemari
pendingin sebelum ditaburi ragi. Sehingga kami melakukan percobaan yang kedua
kalinya dan hasilnya lebih baik dari yang pertama, ditunjukkan pada tabel di
atas.
Hasil akhir dari fermentasi yaitu ada
yang berupa alkohol dan karbon dioksida, hasil ini terllihat pada tape. Dalam
bioteknelogi terdapat beberapa komponen yaitu bahan yang diproses yang
mengandung karbohidrat dalam hal ini yaitu singkong, mahluk hidup yang
berproses, dalam pembuatan tape yaitu ragi atau khamir, dan produk yaitu tape
serta ilmu yang mendasari yaitu fermentasi.
Dari percobaan yang telah dilakukan,
hari pertama baik dalam pembuatan tape singkong maupun tape ketan menunjukkan
kedauanya belum mengalami perubahan yaitu masih sama dengan bahan awalnya, hal
ini disebabkan karena bakteri yang digunakan dalam pembuatan tape belum
bereaksi dengan baik. Pada hari ketiga baik pada pembuatan tape ketan maupun
singkong, keduanya telah mengalami perubahan baik dari segi bau, warna, tekstur
maupun rasa.
Fermentasi tape ketan maupun tape
singkong bereaksi dengan baik pada hari ketiga. Semakin lama proses fermentasi
semakin kuat alkoholnya. Terbukti pada hari ketiga baik dalam pembuatan tape
singkong maupun tape ketan baunya asam dan beralkohol. Begitu juga pada warna
dan rasa, semakin lama proses fermentasi maka rasanya akan semakin manis dan
warnanya semakin kuning pada tape ketan maupun tape singkong. Tekstur pada hari
pertamamasih keras sedangkan pada hari ketiga mejadi lunak dan berair. Semakin
lama proses fermentasi, semakin berubah bau, rasa, warna dan tekstur tape
Reaksi
dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh
ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan
Reaksi Kimia pada Tape Singkong
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Persamaan Reaksi Kimia pada Tape Ketan
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Persamaan Reaksi Kimia pada Tape Ketan
2(C6H10O5)n
+ nH2O → n C12H22O11
Amilum/pati amilase
maltosa
C12H22O11
+ H2O → 2 C6H12O6
Maltosa maltase
glukosa
C6H12O6
→ 2 C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol
Dijabarkan sebagai berikut : (pada tape
singkong)
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) +
Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
G. Kesimpulan
1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi
konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang
terbatas.
2. Fermentasi
yang terjadi pada tape adalah fermentasi karbohidrat oleh ragi tape. Hasil
fermentasi karbohidrat berupa asam organik, alkohol dan gas.
3. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan
memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk
pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan
merubah glukosa menjadi alkohol.
4. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces
cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong
menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila
sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
Kegagalan dalam
pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces
cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses
pemecahan enzim tersebut.
FERMENTASI YOGHURT
Pendahuluan
A. Latar belakang
Protein sebagai
salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia.Protein ini dapat diperoleh
dari bahan nabati ataupun hewani.Dari bahan hewani salah satunya adalah dari
susu.Susu dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai pola menu empat sehat lima
sempurna.Susu mengandung protein yang langsung diserap.
Didaerah yang
menghasilkan susu cukup tinggi,kadang – kadang sering terjadi kerusakan karena
tidak cepat terjual hal ini sangat merugikan bagi peternak susu.Untuk itu
perlu adanya penanganan susu yang sederhana dan menjanjikan keuntungan yang
lumayan adalah pegolahan yoghurt.Dan saat ini yoghurt dalam bentuk flavoured
yoghurt cair dingin atau pun beku sangat digemari dikalangan anak – anak
ataupun remaja,khususnya dikota – kota besar.
Mengkonsumsi susu
sangat bermanfaat bagi kecukupan gizi masyarakat karena yoghurt memiliki gizi
yang cukup tinggi.Selain gizinya yang cukup tinggi juga bermanfaat bagi orang –
orang yang tidak tahan gula susu ( laktosa ) atau sering dikenal dengan istilah
lactose intolerance maka keterbatasannya dalam mengkonsumsi susu dapat diatasi
dengan mengkonsumsi yoghurt.
TUJUAN PELATIHAN
B. Tujuan
Pemelajaran Umum
Setelah pelatihan
peserta diklat mampu mengolah bahan hasil hewani menjadi produk yoghurt
dengan kriteria cita rasa yang cukup asam,flavour yang baik.
C. Tujuan
Pemelajaran Khusus
Setelah pelatihan
peserta diklat mampu :
- Menyiapkan peralatan produksi
- Mengidentifikasi jenis – jenis bahan baku untuk proses produksi
- Memahami prinsip – prinsip dalam proses pembuatan yoghurt
- Menjelaskan prosedur atau proses pembuatan yoghurt
- Menilai mutu yoghurt
- Mengemas hasil produksi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
Prinsip-
Prinsip Dalam Proses Pembuatan Yoghurt
Salah satu cara pengolahan dan pengawetan susu
yang tertua adalah tehnologi pengemasan susu dilakukan dengan cara
fermentasi.Salah satu produk fermentasi susu ini adalah yoghurt.Melalui proses
fermenatasi ini maka susu akan memiliki konsitensi berupa pasta atau puding
yang mempunyai cita rasa yang spesifik karena timbulnya senyawa – senyawa yang
mudah menguap yang dihasilkan oleh bakteri stater.Stater atau biakan yang
digunakan pada proses fermentasi yoghurt adalah Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus
termophillus. Lactobacillus lebih berperan dalam pembentukan aroma,sedangkan
sterptococcus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa.
Komponen susu
yang paling berperan dalam pembuatan yoghurt adalah laktosa dan
kasein.Laktosa yang merupakan carbohydre susu digunakan sebagai sumber energi
selama pertumbuhan biakan bakteri dan akan menghasilkan asam
laktat.Terbentuknya asam laktat dari hasil fermentasi laktosa menyebabkan
keasaman susu meningkat atau pH menurun,kasein merupakan komponen terbanyak
dalam susu yang sangat peka terhadap asam.Dalam kondisi keasaman yang rendah
maka kasein menjadi tidak stabil sehingga kasein akan terkoaqulasi membentuk
padatan yang disebut yoghurt.
Pada umumnya
yoghurt yang baik memiliki total asam laktat 0,85 % sampai 0,95 % atau derajat
keasaman (pH) 4 – 4.5.
Untuk
memperoleh hasil yoghurt yang baik maka perbandingan penggunaan starter
Thermophylus dan Lacto.bulgaricus adalah 1:1
Berdasarkan
flavornya yoghurt dibedakan antara lain yang plain (natural),fruit yoghurt dan
flavoured yoghurt.Plain yoghurt memiliki rasa yang sangat asam,oleh karena itu
tidak semua orang menyukainya,yoghurt semacam ini biasanya digunakan untuk
campuran salad.Fruit yoghurt adalah yoghurt yang dicampur buah potongan kecil
atau sari buah,biasanya penambahan buah – buahan sekitar 10 %.Flavoured yoghurt
adalah yoghurt dengan flavoured sintetis dan pewarna makanan.Untuk jenis ini
saat ini sangatlah digemari dikalangan anak – anak dan remaja.
Kondisi
fermentasi pad pembuatan yoghurt dalam usaha mengembang biakan kedua stater
inti menuntut kondisi susu yang bebas dari berbagai jenis mikroorganisme yang
lain yang menghambat pertumbuhan kedua jenis starter diatas.Untuk itu proses
pasteurisasi dengan menggunakan kombinasi suhu dan waktu yang tepat sangat
menentukan keberhasilan proses pengolahan yoghurt.
Kombinasi suhu
pasteurisasi ini dapat digunakan sbb:
- 80C – 85C selama 20 menit
- 85C – 90C selama 15 menit
Proses pembuatan
yoghurt.
Tahapan proses
pembuatan yoghurt adalah pemanasan, pendinginan dan pemeraman, bila yoghurt
akan dikonsumsi dalam bentuk flavoured yoghurt, maka tahapan proses dilanjutkan
dengan penambahan gula sebagai pemanisan dan flavoured, pengemasan dan
pembekuan.
- Pemanasan
Pemanasan ini
bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu seperti
Mycobacteriumtubercolis, micrococcus dll, yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri stater. Disamping itu juga untuk menurunkan kandungan air pada susu
sehingga pada akhirnya akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup
padat.
Pemanasan susu
ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain sebagai berikut :
Susu dipanaskan pada suhu tinggi (dibawah suhu didih) dalam jangka tertentu
hingga volumenya berkurang menjadi 2/3 dari jumlah semula, patokannya adalah
volume susu (pemanasan tidak sampai mendidih
Susu dipanaskan dengan
menggunakan kombinasi suhu dan waktu sebagai berikut :
85C – 90C selama 10 – 15
menit
80C – 85C selama 15 – 20
menit
Pendinginan
Proses ini bertujuan untuk
memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri
Starter , pendinginan
dikerjakan sampai suhu 43-45 derajat C, kemudian
Setelah suhu tercapai
ditambahkan bakteri starter 2-3 % dari jumlah susu
Pemeraman atau Inkubasi
Pemeraman dapat
dilakukan pada suhu 37 derajat C selama 24 jam atau dalam inkubator dengan suhu
45 derajat C selama 4-6 jam , Incubasi dihentikan bila telah tercapai keasaman
4 – 4,5.
Setelah pemeraman
ini biasanya yoghurt bisa langsung dikonsumsi sebagai plain yoghurt.
Mutu
Yoghurt
Produksi yoghurt
yang baik ditentukan oleh cita rasa dan tektur yang baik, untuk mengetahui mutu
yoghurt dapat dilakukan uji organoleptik dan uji Ph. Yoghurt mempunyai
kandungan gizi sebagai berikut
Tabel.1 Kandungan
Gizi dalam 100 gram Yoghurt
NO
|
J
ENIS- JENIS ZAT MAKANAN
|
JUMLAH
|
1
|
Kalori
|
52.00
kal
|
2
|
Protein
|
3.30
gram
|
3
|
Lemak
|
2.50
gram
|
4
|
Karbohidrat
|
4.00
gram
|
5
|
Kalsium
|
120.00
mgr
|
6
|
Fosfor
|
90.00
mgr
|
7
|
Zat
Besi
|
0.
10 mgr
|
8
|
Vit
A
|
73.00
SI
|
9
|
Vit.
B1
|
0.05
mgr
|
10
|
Air
|
88.00
gram
|
Pengemasan
yoghurt
Pengemasan
diperlukan untuk menghindari produk dari kontaminasi atau pencemaran,
disamping itu juga diperlukan kemasan yang menarik bagi konsumen. Jenis atau
macam kemasan tergantung pada custumer atau konsumen. Biasanya untuk yoghurt digunakan
bahan kemasan : Plastik, Cup , Botol.
- Kemasan plastik ukuran 4x 20 diisi 50 ml
- Kemasan aqua diisi 250 ml
- Kemasan botol diisi 650 ml
LEMBAR
KERJA
Judul
: Memproduksi Yoghurt
Tujuan :
Peserta diklat mampu memproduksi yoghurt bila disediakan alat dan Bahan dengan
cita rasa yang enak
Alat
:
1.Kompor
2. Panci
3. Penyaring
4. Mixer / Blender
5. Incubator
6. Gelas Ukur
7. Pengaduk
8. Baskom Plastik
9. Kemasan ( plastik, cup, botol )
10. Termometer
11. Label
12. Kulkas
13. Ph Digital
Bahan :
1. Susu segar 2 l
2. Starter 40-60 ml
3. Gula pasir 300-400 gram ( dilarutkan
dalam air mendidih 350 ml )
4. Essence
Langkah Kerja
- Lakukan penyaringan pada susu segar dengan menggunakan kain saring atau penyaring lain untuk menghilangkan kotoran pada susu
- Panaskan susu dengan menggunakan suhu 82 derajat C pertahankan selama 20 menit, sambil diaduk sesering mungkin agar tidak terjadi bau sangit pada susu
- Dinginkan sambil dilakukan pemisahan Cream susu, suhu akhir pendinginan adalah 43 derajat C
- Tambahkan Starter sebanyak 2-3 % dari jumlah susu ( 30 ml setiap 1 liter susu ), diaduk sampai homogeny
- Lakukan incubasi pada suhu ruang selama 24 jam, atau pada suhu 45 derajat C selama 4-6 jam
- Untuk produk flavoured yughurt langkah berikutnya adalah;
-
Hancurkan pasta dengan menggunakan blender / mixer
-
Tambahkan larutan gula dan essence
-
Kemas dan dinginkan / bekukan
Persamaan Reaksi Kimia pada Yoghurt
Laktosa
→ Glukosa + Galaktosa → Asam piruvat → Asam laktat + CO2 + H2O
KEUNTUNGAN FERMENTASI
1)
Menghilangkan atau mengurangi zat antinutrisi
2)
Meningkatkan kandungan nutrien
3)
Meningkatkan kecernaan
4)
Lebih menyehatkan
5)
Lebih awet
0 komentar:
Posting Komentar