Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

RSS

Cerpen Do Re Mi Cinta Mawar



Do Re Mi Cinta Mawar

            Ting…ting…ting… Bunyi alunan melodi yang tengah dimainkan jari-jari mungil nan lihai oleh sesosok gadis di sudut ruangan kelas. Mawar, itulah nama yang kerap dipakai untuk memanggilnya. Akhir-akhir ini, Mawar sering berlatih bermain piano karena ia akan mengikuti kompetisi musik yang mewakili sekolahnya. Betapa senang dan bangganya dia dipilih oleh Bu Mischa untuk mewakili sekolahnya. Berkat keuletannya itu, kerja kerasnya berbuah manis. Di sekolah ia terkenal sebagai anak terpandai, baik di bidang akademik maupun non akademik.

 SMA Insan Musik, itulah nama sekolahnya. Meskipun hanya bermodalkan beasiswa yang  mengantarkannya bersekolah di SMA favorit, Mawar tetap semangat menggapai asa yang tak lain menjadi penyanyi sekaligus pianis terkenal. Berawal dari latar belakangnya lah, yaitu golongan keluarga yang kurang mampu, ia berusaha membantu orang tuanya mencukupi kebutuhan sehari-hari serta biaya sekolah adik laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMP, yaitu dengan bekerja di toko roti sepulang sekolah.

            Di sela-sela jam istirahat, Mawar selalu berbagi cerita dengan Siska, sahabat yang selalu ada di saat Mawar sedang senang maupun sedih. Mawar merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Siska. Karena meskipun Siska adalah anak yang berasal dari golongan orang yang sangat berkecukupan, Siska tak enggan berteman dengan Mawar. Di sekolah mereka selalu bersama, bahkan di kelas pun mereka duduk sebangku. Hingga suatu saat ada murid baru bernama Bintang. Kehadirannya mengubah suasana kelas yang semula tegang, terlunakkan olehnya. Saat itu tengah berlangsung pelajaran matematika.

            “ Anak-anak kita kedatangan murid baru dari SMA Cempaka Seni. Ayo Bintang perkenalkan dirimu ke teman-temanmu.” Suruh Bu Susan.
            “ Baik Bu. Perkenalkan, saya Bintang Adi Putra. Saya berasal dari SMA Cempaka Seni.” Terang Bintang.
            “ Baiklah, sekarang kamu duduk dengan Cindy.” Lanjut Bu Susan
            Derap langkahnya membuat para murid perempuan tertuju ke pandangannya disertai senyuman manis yang mengiringinya.
            “ Wah…wah senyumannya indah banget ya?” Ucap Siska sambil memandang wajah Bintang.
            “ Ah enggak, biasa aja tuh.” Balas Mawar.
            “ Udah ganteng, murah senyum, manis, tinggi, baik pula. Sempurna ya?” Kata Siska sambil tak henti-hentinya memandangi wajah Bintang.
            “ Heeem…” Jawab Mawar tak perduli.

            Hari berganti hari. Tiba saatnya Mawar untuk mengikuti kompetisi musik. Dari rumah sederhananya, ia meminta doa dan berpamitan kepada orang tuanya lalu bergegas berangkat ke sekolah. Bu Mischa dan Siska telah menunggunya di depan sekolah. Beberapa menit lagi lomba dimulai. Sampailah Mawar di sekolah. Mereka bergegas naik ke mobil menuju gedung tempat Mawar akan berlomba. Sesaat kemudian Mawar tampil dengan mengenakan gaun cantik berhiaskan bunga yang tak lain gaun pinjaman dari Siska. Suasana yang sebenarnya ramai, menjadi sunyi ketika Mawar mulai melantunkan lagu “ Imagine ” sambil diiringi piano yang ia mainkan sendiri.


Imagine there’s no despair
It’s easy if you try
No wail below us
Above us only hope
Imagine all the people
Living for today
           
Itulah beberapa potong lagu yang dinyanyikan oleh Mawar. 10 menit berlalu. Mawar mengakhiri lagunya. Sorak sorai penontong mengiringi Mawar saat ia turun dari panggung. Ternyata Bintang juga datang menyaksikan penampilan Mawar yang memukau itu. Beberapa peserta lain juga telah tampil. Saatnya juri mengumumkan juaranya. Dan juara pertama diraih oleh Mawar. Betapa bahagianya Mawar mendengarnya.
           

“ Mawar selamat ya. Kamu memang pantas mendapatkannya. “ Kata Siska senang.
“ Iya, Ibu bangga dengan mu Mawar. Ternyata usaha mu selama ini tidak sia-sia.” Lanjut Bu Mischa.
“ Iya terima kasih, saya juga berterima kasih kepada Bu Mischa yang selama ini telah membimbing saya untuk berlatih.” Balas Mawar.
Tak selang berapa lama, Bintang datang menghampiri Mawar dan mengucapkan selamat kepada Mawar. Betapa terkejunya Siska melihat Bintang hadir  dan mengucapkan selamat kepada Mawar, karena selama ini apapun yang dilakukan Siska selalu tak dihiraukan Bintang. Semenjak saat itulah sikap Siska ke Mawar menjadi dingin. Semenjak saat itu juga Siska menjadi berteman dengan Cindy. Cindy adalah anak yang sombong. Tak heran meskipun ia memiliki segalanya, tapi satu hal yang tidak ia miliki yaitu teman. Ia berusaha menghasut Siska untuk tidak bersahabat lagi dengan Mawar. Mendengar hal tersebut,  Mawar menjadi sedih. Berulang kali ia mencoba menjelaskan kepada Siska akan hal itu, tetapi Siska tak mau mendengarkannya.

Hari-hari dilewati Mawar dengan kesendiriannya tanpa Siska, sahabatnya. Hingga suatu saat , ia duduk sendiri di kursi taman sekolah sambil bernyanyi.

dulu kita sahabat
teman begitu hangat
mengalahkan sinar mentari

dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu

kini kita melangkah berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karna sesuatu
mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
namun itu karna ku sayang

persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah

persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na na na na na

semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari
siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga ia bersinar lagi
. “ Mawar menyanyi sambil menangis.

Tiba-tiba muncul lah Bintang lalu menemani Mawar duduk bersama.
           
“ Kamu kenapa Mawar, akhir-akhir ini kamu terlihat sedih dan bahkan sekarang kamu menangis.” Tanya Bintang.
“ Aku sedih karena Siska menjauhiku.” Terang Mawar pada Bintang.
“ Mengapa Siska menjauhi mu?” Lanjut Bintang penasaran.
“ Sudahlah, aku nggak mau membahas masalah ini sekarang. Aku mau sendiri. Tinggalkan aku sendiri di sini.” Suruh Mawar pada Bintang.
“ Baiklah, jika itu maumu.” Jawab Bintang.

Bintang pun beranjak dari tempat duduknya semula dan berlalu. Diam-diam Mawar mulai menyukai Bintang tanpa sepengetahuan Siska. Ia selalu memendam perasaannya, ia tak berani menceritakan perasaannya yang sebenarnya kepada Bintang,   karena ia tahu kalau sahabatnya lebih dulu menyukai Bintang. Mawar juga berfikir bahwa Siska lebih pantas bersama Bintang. Sampai pada akhirnya Bintang menyatakan cintanya terhadap Mawar.

“ Mawar aku mencintaimu.  Will you be my girlfriend ?” Tanya Bintang.
“ Aku nggak bisa. Ada yang lebih pantas untukmu.” Jawab Mawar.
“ Siapa?” Tanya Bintang penasaran.
“ Siska, Siska lah yang lebih dulu mencintaimu.” Terang Mawar.
“ Tapi,…” Lanjut  Bintang.

            Mendengar pembicaraan Mawar dan Bintang, Siska sadar bahwa cinta tak harus memiliki dan ia merelakan Bintang untuk Mawar. Siska pun memunculkan dirinya dari balik tembok lalu menghampiri Mawar dan Bintang.

“ Mawar, terima saja Bintang.” Ucap Siska mengagetkan Mawar.
“ Siska, tapi...” Jawab Mawar gugup.
“ Sudahlah, kini aku sadar bahwa cinta tak harus memiliki. Bintang beruntung bisa memiliki mu.” Siska memotong pembicaraan Mawar.
“Terima kasih Siska. Maafkan aku yang kemarin. Jadi kita sekarang bersahabat lagi kan?” Lanjut Mawar
“ Tentu,” Jawab Siska.
“ Nah gitu dong.” Kata Bintang sembari tersenyum

Akhirnya Mawar menerima Bintang sementara Siska telah mendapatkan pengganti Bintang. Mereka sering melakukan double date di waktu senggang. Siska sadar bahwa cinta itu tak harus memiliki dan ia berfikir bahwa hanya Mawar lah yang pantas mendampingi Bintang, karena mereka saling mencintai. Serta tiada lagi perasaan cemburu Siska terhadap Mawar dan Bintang.

***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar